Review Drama Crash Landing on You: Terbang tinggi untuk tidak jatuh melainkan turun
Februari 25, 2020
(Spoiler Warning!)
Oleh: Silvia Andriyanti
(Mahasiswi Sastra Inggris)
(14 Desember 2019-16 Februari 2020)
(Cr. Twitter @storyboutagirl_) |
“Sometimes, the wrong train takes you to the
right station”
(Yoon Se Ri)
Terkadang kereta yang salah
membawamu ke stasiun yang tepat. Salah satu pepatah dari india yang diucapkan
oleh dialognya Yoon Se Ri (Son Ye Jin) kepada Ri Jeong Hyeok (Hyun Bin) dalam
drama Crash Landing on You. Drama yang mengusung genre romantic-comedy dengan
tidak menghilangkan unsur-unsur kecil namun memiliki keunikan tersendiri yaitu
(persahabatan, nilai-nilai kehidupan, dan masa depan). Siapa yang tidak mengenal penulis naskah
mumpuni Park Ji Eun? Atau jika para kdrama lovers merasa bingung, maka saya
akan menyebutkan beberapa drama legendaris yang membekas di hati para penonton
setia dunia perdrakoran. Mungkin Alien dari planet lain yaitu My love from the
star, atau kisah putri duyung cantik nan jelita dan si penipu ulung dari Legend
of the blue sea, mereka adalah beberapa karya yang sukses ia tulis dan mendapat
sambutan baik dari para penikmat drama.
Drama yang disutradai oleh Lee
jeong Hyo ini tamat pada tanggal 16 februari 2020 lalu yang telah menayangkan
sebanyak 16 episode. Hal terpenting yang sangat membanggakan adalah drama ini
menjadi drama yang merajai rating di episode finalnya dari drama-drama TVN
sebelumnya dan meraih posisi kedua setelah drama Sky Castle JTBC. Setidaknya
dibutuhkan tiga tahun untuk menggeser drama terdahulu yang juga tak kalah
sukses yaitu Goblin.
Secara garis besar drama ini
seperti drama pada umumnya yang mengusung genre komedi bercampur romansa namun
hal yang menarik adalah plot yang dikembangkan oleh sang penulis naskah. Drama
ini menceritakan tentang seorang wanita dari keluarga kaya di korea selatan
bernama Yoon Se Ri. Ia memiliki perusahaan mode bernama Se Ri Choice dan
memiliki hubungan buruk dengan keluarganya terlebih ibu tirinya. Yoon Se Ri
terlihat sangat dingin pada bawahannya dan memiliki sifat yang angkuh. Itu
terjadi bukan tanpa sebab karena ia mengalami trauma di masa kecil dan membuat
Se Ri ingin mengakhiri hidupnya. Tetapi seorang psikiater menyarankannya
liburan ke Swiss yang katanya adalah tempat rekomendasi terbaik untuk
menenangkan pikiran dan jiwa orang-orang yang putus asa.
Hingga pada suatu ketika Se Ri
memilih kegiatan paralayang di cuaca berangin tanpa tahu pilihannya itu malah
mendatangkan malapetaka. Bencana alam tornado membawanya terdampar di daerah
zona demiliterisasi (DMZ). Ia tersangkut di batang pohon dan di sana lah ia
bertemu tentara dari korea utara yang sedang bertugas menjaga daerah perbatasan
bernama Ri Jeong Hyeok putra dari petinggi militer Korea utara. Se Ri yang tak
menyangka akan berakhir di Negara musuh mencoba untuk melarikan diri yang
mengakibatkan dirinya salah memilih jalan pulang dan ia semakin jauh masuk ke
kawasan pedesaan bernama Kaesong, sebuah desa kecil dekat garis perbatasan yang
mana Kapten Ri juga tempati.
Mengesampingkan inti dari kisah
percintaan antara dua pemeran utama, drama ini memberikan banyak pengetahuan
baru guna menyadarkan kita bagaimana perbedaan signifikan yang terjadi pada dua
Negara yang telah berseteru sejak tahun 1950-an ini. Drama besutan Netflix ini
tidak lupa menyajikan sinematografi menakjubkan sepanjang episodenya. Penonton
seakan diajak berkeliling menikmati keindahan Switzerland. Demi totalitas
karena tidak memungkinkah syuting di korea utara maka latar tempat drama ini
memakai pulau Jeju, Mongol, dan daerah korea selatan lainnya agar terlihat
seperti suasana korea utara di mana dalam cerita tidak ada koneksi internet,
pencahayaan yang minim karena listrik yang tidak stabil, aksen bicara yang
sangat berbeda dari aksen Korea selatan.
Di lihat dari peta satelit di
waktu malam mungkin sudah jelas Korea utara nampak seperti langit malam hitam
yang kelam. Hanya ada setitik cahaya yang timbul di ibu kota Pyongyang. Semua
orang pasti tahu bahwa korea selatan adalah Negara yang sangat terdepan dalam
hal teknologi, fashion, dan budaya pop. Bagi Korea utara, Selatan adalah budak
kapitalisme yang dapat menghancurkan pemikiran mereka yang murni. Ideologi
selatan jelas berbanding terbalik dengan kehidupan orang-orang Korea utara yang
sederhana dan begitu patuh pada pemimpin yang agung. Sebuah ketimpangan yang
begitu nyata.
Sejujurnya, selama proses penayangan
drama ini sendiri pun sempat menimbulkan kontroversi dari beberapa pihak akibat
dianggap terlalu memuliakan korea utara (Timbul propaganda bahwa Negara
tersebut terlihat manusiawi). Beruntungnya, karena kesabaran para kru dan pihak
produksi film, hal-hal tersebut memiliki penyelesaiannya sendiri terbukti dari
seberapa besarnya kecintaan masyarakat pada drama tersebut dengan menghadiahkan
rating tinggi untuk setiap episodenya.
Drama ini memang memiliki banyak
kelebihan pada setiap aspek hanya saja terdapat hal-hal kecil yang menjadi
fokus kekurangannya. Pada salah satu episode terdapat sebuah adegan ketika Se
Ri yang putus asa karena gagal pulang ke Korea selatan memilih nekat melakukan
paralayang dari tebing tinggi tanpa alat-alat pendukung yang lengkap seraya
dipeluk oleh Kapten Ri menimbulkan perasaan geli dalam hati saya saat
menontonnya. Terbang di udara namun rambut Se Ri yang badai membahana tersebut
tetap rapi tak bergerak sedikit pun oleh angin nakal? Hem… bukankah terlihat tidak
masuk akal? Ada sedikit plot hole memang seperti bagaimana dari mereka mendarat
dengan selamat pun tidak ditunjukan scenenya tersebut, tetapi sekali lagi itu tidak
mengganggu keseluruhan cerita yang apik. Sebagaimana yang sutradaranya jelaskan
saat Pre-konferensi sebelum penayangan bahwa hal-hal yang bersifat dramatis
memang dibutuhkan untuk membuat kisah atau cerita menjadi lebih menyenangkan.
Alih-alih membuat cerita yang serius dan kaku, sutradara sengaja menambahkan
hal-hal yang cheesy/unrealistic karena fokusnya yang terpenting adalah
bagaimana cara memperkuat chemistry para pemain. Satu lagi yang ingin saya
sampaikan adalah karena sudah selesai menonton drama tersebut saya berani
member rating 9/10 untuk keseluruhan isi drama beserta aspek lainnya. Bagaimana
dengan kalian para Kdrama lovers?
Tidak tega memang mengucapkan
kalimat perpisahan kepada kalian semua namun sampai jumpa lagi di lain waktu
dengan review drama/film korea lainnya yang tak kalah menarik nya untuk
ditonton. Akhir kata, sekian dan terima kasih dari saya. Have a nice day…
SALAM TIKUSASTRA!
--------------------------
BIODATA PENULIS
Silvia
Andri Yanti (Sisil) ialah seorang mahasiswi sastra inggris di Universitas
Bangka Belitung. Gemar menonton drama korea ataupun film di waktu senggang kala
tugas kuliah tidak datang menyapa.
0 komentar