Mori Putih

Desember 21, 2020

   

Oleh: Nur Fanny Alifah Rizani

(Mahasiswi Akuntansi Universitas Ahmad Dahlan)


Gedung tinggi sepi hiruk-pikuk, sebuah ruangan dengar tangis pecah.

Alat pacu jantung, suntik tajam, obat keras.

Muak marah berkecamuk, remuk redam menghardik keadaan.

 

Dingin, kaku, pucat fasih.

Erat dekap tak cukup mampu hangatkan yang terkapar.

Teriak kencang? Percuma! Tak akan terganggu ditelinga.

Sia sia berbicara pada raga saja.

 

Kaki pincang. Sayap patah satu.

Luka menganga. Harapan hilang tujuan.

Keluh kesah kehilangan ruang berkisah.

Satu pintu tertutup.

 

Pergi melukis luka.

Tinggal lah seribu satu kenang. Seribu indah dengan satu kelam.

Lepas susah payah duniawi nya.

Bidadari itu kini bertempat di Surga.

 Baca Juga : DALAM SELEMBAR KERTAS INI


--------------------------------------------
TENTANG PENULIS

 
Nur Fanny Alifah Rizani. Mahasiswi semester akhir (lebih tepatnya sedang menuju sidang) di salah satu universitas swasta Yogyakarta jurusan ekonomi akuntansi. Jauh memang, biasanya bergulat dengan angka dan laporan keuangan tapi mencintai tulisan. Sedang berusaha menyelesaikan satu buku, tapi selalu kehilangan pemeran utama di tengah perjalanan. Doakan saja cepat terselesaikan.


Sosial Media
Instagram : @nrfannyalfhrzni
Facebook : Fanny Alifah Rizani
Twitter : @FannyAlfhRzni







You Might Also Like

0 komentar