Senapan dan Ekor Angin

Oktober 21, 2020

 


Oleh: Risma Nur Rahmawati
(Alumni Pascasarjana Universitas Gadjah Mada)

Sia-sia aku memburumu dalam gelap

Sedang kami sudah berjubah pakaian besi yang mulai berkarat

Setiap dinding, pintu, dan jendela

Sudah kami bidik senapan yang siap kami letuskan dalam dekapan

 

Semenjak fajar merekah hingga menyusut

Kami terus menunggui sebuah rumah sunyi

Rumah seorang pendosa yang berani bertapa dalam pertaubatan

Tanpa ampunan sang ratu sejagat mengutus sebuah perdamaian ganjiil: sebuah pengusiran

 

Kini cuaca tak lagi ramah

Kami tetap berjejeran rapi tanpa celah

Hanya lentera tua menemani dalam temaram

Entah berapa lama, berapa waktu kami menunggu

 

Seraya pendekar suci, konon pendosa dapat menghilang satu sisi ke lain sisi

Sebab setelah pertapaan sunyi, Tuhan mulai berbaik hati: mengampuni

Dan kami, tetap menjadi pemburu-pemburu sepi

 

Iring-iringan daun rimbun berjatuhan menjadi saksi

Sedikit pun kami tidak pergi

bahkan burungpun mengerti,

Kami hanya menjadi bahan tertawaan para binatang yang berserakan tanpa barisan

Sampai pada saat kami mengeerti

Sang pendosa lari, seraya angin: seekor angin

 

 

13 Juli 2019

PUISI SUDAH DITERBITKAN OLEH PENERBIT GUEPEDIA

 
 
  
--------------------------------------------

TENTANG PENULIS
 




Lahir dengan nama lengkap Risma Nur Rahmawati di Solo dengan proses kelahiran normal dan Alhamdulillah sehat walafiat. Pernah menyelesaikan studi s1 Sastra Indonesia UNS dan juga berkesempatan menyelesaikan studi s2 Ilmu Sastra UGM. Penulis saat ini sedang mempelajari ilmu komedi serta aktif mengajar bahasa Indonesia di UMS. Selain ingin menjadi sastrawan, penulis juga ingin menjadi youtuber terkenal (walaupun belum kesampaian: mohon doanya ya). Penulis bisa dihubungi melalui akun sosial media berikut:
 
FB: Risma Nur Rahmawati
IG: Risma.nrahmawati
Youtube: Risma Nrahmawati




You Might Also Like

0 komentar