Kebenaran Pedih

April 03, 2020

Oleh: Dewi Masyithoh Pattaliyah
(Mahasiswi Sastra Inggris UBB)

Aku terbangun dibawah pohon rindang. Beralaskan tanah, beratapkan langit biru yang tertutupi daun-daun hijau dari pohon besar disampingku. Celana jeans dan kemeja hitamku kotor. Aku dimana? siapa? ada apa ini? Aku bahkan tak tahu siapa namaku. Apa yang terjadi padaku.

Aku bangkit, mencari arah yang aku pun tak tahu haru kemana. Aku berdiri dan menempuh jalan lurus yang malah semakin gelap masuk kedalam hutan. Jam berapa sekarang? Matahari sudah diatas kepalaku. Mungkin sekarang sudah siang, entahlah aku tak tahu.

Semakin jauh aku masuk kehutan, semakin tak familiar semua pohon dan daun yang aku lihat. Mereka seakan memperhatikan setiap langkahku, seakan mendengar derap langkahku. Aku berlari. Semakin cepat hingga aku sadari hutan ini seperti lorong gelap dengan cahaya diujungnya. Aku merasa hampir sampai menuju cahaya. Aneh. Entah kenapa semakin aku berlari cahaya itu malah menjadi semakin jauh.

Aku berhenti. Terduduk diselimuti kegelapan yang tak aku kenali. Siapapun tolong aku. Aku berbaring ditanah lembab dibawahku. Mataku terpejam mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi.

Aku mendengar suara langkah kaki tetapi tubuhku tak bisa bergerak. Aku mencoba membuka mata. Sedikit cahaya masuk ke lorong gelap ini membuat pandanganku sedikit remang. Yang pertama aku lihat adalah sesosok pria yang familiar tapi aku tak tahu siapa dengan memegang kapak ditangan kanannya dan dengan pakaian yang sobek tak layak untuk dipakai. Aku hanya bisa menatap dengan tubuh berbaring, tegang tak bisa bergerak.

Dia memegang kapak diatas kepala, bersiap untuk menghantamkannya kearahku. Aku hanya pasrah dan memejamkan mata. Seketika kapak dihujamkan keleherku. Kepalaku terpisah dari tubuhku. Menggelinding pergi entah kemana. Yang selanjutnya aku sadari yaitu si pembunuh adalah orang yang aku cintai.


---------------------------------
BIODATA PENULIS

Dewi Masyithoh Pattaliyah 

You Might Also Like

0 komentar