Kaum-Kaum Kasat Mata

Maret 21, 2021

 

 Oleh: Alisa

(Mahasiswi Sastra Inggris FISIP UBB)
 

Lampunya hidup

Iya, sudah menyala lagi

Aduh, panas terasa

Dan, sudah berada di depan dia membara

Orang-orang yang banyak tanya

Kenapa saya tertawa?

Dalam hati sebenarnya ada gelisah

 

Sebuah komedi mengudara

Di panggung sandiwara

Sekarang, sedang kami lihat lewat jendela

Di rumah mewah tetangga

Kami bisa bahagia bersama

Walau perut selalu hampa

Paling tidak malam ini tidur kan bawa gila

Habis tertawa lihat mereka

Yang sama-sama cari uang dengan saya

Hanya saja mereka di jalan yang berbeda

Sedangkan saya hanyalah pengembara sebatang kara

Tinggal beratap cemara

Cemara tua yang sudah renta di dekat sekolah

 

Malang kata orang-orang

Lihat saya tak makan juga tak bersandal

Menyedihkan kata mereka

Saya ditinggalkan orang tua yang bekerja di kota

Miskin katanya, hinaan terngiang

Saya berpangku tangan di tepian

Hujan menerpa pun saya tak rasa

Tak apa, yang penting saya usaha walaupun nampak susah

Saya bahagia walaupun rumah kotak saya penuh serangga

 

Walaupun saya berdoa

Minta tuhan segera angkat saya ke udara

Agar nenek kakek lihat saya

Tapi tuhan masih biarkan saya hidup tuk gapai dunia yang indah

Sebelum saya pulang ke surga

 

Sempat, walau cuma sebentar

Saya mengira

Bahwa saya terlahir sempurna

 

You Might Also Like

0 komentar