Lestarikan Bahasa Daerah sebagai keragaman bahasa Indonesia

November 06, 2020

 Oleh: Dessy Purnama Sari

(Mahasiswi Sastra Inggris Universitas Bangka Belitung)  
 

Image Source: republika.co.id
 

“Utamakan Bahasa Indonesia Lestarikan Bahasa Daerah Kuasai Bahasa Asing”  Kutipan ini bukan hanya sekedar kalimat saja tetapi mengandung makna yang mendalam . Pentingnya kita sebagai bangsa Indonesia walaupun harus mempelajari bahasa asing, kita juga harus mengutamakan bahasa Indonesia yang menjadi salah satu identitas nasional kita, disamping itu juga kita tak boleh melupakan bahasa daerah yang sudah menjadi salah satu budaya yang harus dilestarikan.Peran generasi muda sangat penting dalam melestarikan bahasa indonesia hal ini merupakan salah satu langkah untuk mencegah kepunahan bahasa daerah. Bahasa daerah di indonesia beragam dari sabang sampai meroke. Keragaman bahasa  pada tahun ini, pemetaan bahasa menyebutkan ada sekitar 718 bahasa daerah yang terdapat di Indonesia. Jumlah yang sangat banyak dan mungkin tidak akan pernah bisa kita kuasai satu persatu.( dikutip dari cekaja.com)

Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman bahasa daerah merupakan keunikan tersendiri bagi bangsa Indonesia dan kekayaan yang harus dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan mencirikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaanya. Namun penggunaan bahasa daerah dan bahasa Indonesia harus sesuai dengan situasi dan kondisi. Tidak boleh menggunakan Bahasa Daerah dan Bahasa Indonesia secara bersamaan karena dapat mengubah suatu makna dari kata yang di ucapkan. Dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar bisa menambah pengetahuan kita tentang bagaimana berbahasa Indonesia yang baik dan benar,serta dapat mengerti maknanya. Setiap daerah sudah pasti memiliki bahasa dan dialek yang berbeda- beda pada setiap daerahnya. Kemanapun mereka pergi, pasti akan tetap melekat dialek dan Banga mengunakan bahasa daerahnya. Bahasa daerah di setiap daerah berbeda-beda seperti daerah  Bangka yang kental dengan perubahan pada akhir kata menjadi "E", misalnya " apa" jadi "ape", "dimana" jadi "dimane", "bagaimana" jadi "cemane".  Berbeda lagi di daerah Bangka tetapi terkhusus daerah Toboali yang setiap ada huruf "S"  diganti dengan huruf "H" seperti "Sabun" jadi "Habun", "Susu" jadi "Huhu", Sampo" jadi " hampo". Berbeda dengan makassar, sulawesi tenggara khusunya masayarakat daerah Buton, mereka malah mengurangi huruf "N" yang ada pada sebuah kata yang diubah jadi huruf "H" seperti , "makan" menjadi "makah", kata "ikan" jadi "ikah", walaupun setiap kata ada perubahan dalam kata tetapi setiap kata memiliki makna yang sama.

Baca Juga : JEJAK

Berbeda dengan yang ada didaerah Belitung, terutama didaerah Kelapa kampit yang merubah kata dalam bahasa Indonesia menjadi kata yang mudah dipahami oleh masyarakat sekitar seperti "Singkong" menjadi "Menggale", "Mereka" menjadi "Mikak", "Takut" menjadi "Lejuk", kata "kamu" menjadi kata " kau", kata "resepsi" menjadi "begawai". Di daerah Papua, biasanya kata yang ada akhiran huruf "NG" akan mereka kurangi huruf "G"nya, misalkan kata "kangkung" menjadi " kankun" , kata " senang" mereka akan katakan " senan". Di daerah Sumatra terutama didaerah pelembang yang ada perubahan kata secara keseluruhan dengan bahasa daerah yang masyarakat daerah tersebut mengerti tetapi bahasa daerah ini tidak semua orang Indonesia mengerti seperti kata " nanti saja" biasa masyarakat menyebut dengan "kagek Bae", ada juga kata "berusaha" menjadi "berejo", kata "pulang" menjadi "balek", kata "ikut" menjadi kata " melok", kata "makan" juga mengalami perubahan menjadi "majo". Kebiasaan yang ada didaerah Papua juga biasa juga  terjadi di masyarakat daerah Makasar. Mereka menambahkan huruf, mengurangi ataupun merubah padanan kata dalam bahasa daerah mereka tetapi tidak merubah makna yang sebenarnya dari kata tersebut.

Selain dialek dalam menambahkan huruf, mengurangi ataupun merubah padanan kata dalam bahasa daerah bahasa daerah biasanya juga digunakan oleh setiap masyarakat di Indonesia yang melambangkan identitas daerah mereka, bahkan walaupun berada diluar daerah ketika bertemu dengan masyarakat sesukunya atau sedaerahnya, mereka secara otomatis menggunakan bahasa daerah mereka agar lebih akrab, walupun sebelumnya belum pernah kenal satu sama lain.Bahasa Indonesia disebut dengan bahasa pemersatu bangsa tapi mereka tetap menggunakan bahasa untuk melambangkan identitas asal daerah mereka.

Setiap bahasa daerah memiliki keunikannya masing-masing yang bisa kita lestarikan dengan berbagai cara. Bahasa daerah pada saat ini sudah banyak dikembangkan melalui sebuah karya sastra yang bisa dipelajari oleh siapa saja, seperti buku cerita rakyat yang dalam ceritanya menggunakan Bahasa daerah. Salah satu contoh buku cerita rakyat yang berjudul Nyenjungak. Pada buku ini berisikan cerita rakyat Belitung yang kental dengan Bahasa daerah Belitung arau lebih dikenal dengan Bahasa Belitung pugak.

Serapan bahasa daerah yang berjuta ragamnya, jelas akan memperkaya perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia serta melestarikan bahasa daerah tersebut. Di samping itu, anak bangsa juga dapat mengurangi penggunaan bahasa asing. Hal ini lantaran hadirnya kata yang masih belum memiliki terjemahan bahasa Indonesia, namun memiliki kata dalam bahasa daerah yang dapat diserap. Kita sebagai bangsa indonesia tidak perlu saling menyalahkan antara perbedaan dialek atau bahasa daerah masing-masing, karena semua bahasa yang ada di seluruh daerah Indonesia adalah suatu kelebihan dan anugrah dari Tuhan yang tidak diberikan kepada negara-negara lain. Maka kita harus bangga dan menjungjung tinggi berbagai variasi bahasa yang terdapat di Indonesia. Walaupun kite sebagai bangsa Indonesia mempelajari juga bahasa asing tetapi tetap harus mempertahankan bahasa daerah yang ada di Indonesia. Bukan hanya itu saja sebagai generasi muda Indonesia wajib untuk tetap menggunakan dan mempertahankan bahasa daerahnya agar tidak hilang ataupun punah dikemudian hari dan akan tetap bisa digunakan oleh anak cucu kedepannya.

You Might Also Like

0 komentar