Bangkitnya lagu 90-an di Masa Kini

Oktober 31, 2020

  Oleh: Novitasari L.B Silaban

(Mahasiswi Sastra Inggris Universitas Bangka Belitung)  
 

Image Source: kapanlagi.com
 

Lagu sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Beberapa fungsi lagu yaitu meningkatkan mood dan juga wadah untuk menyampaikan perasaan. Di era 90-an, genre musik pop, jazz, rock dan rap turut meramaikan industri hiburan Tanah Air. Lagu-lagunya menghadirkan lirik yang sedih dan diaransemen sedemikian rupa.

Ternyata ada beberapa alasan unik kenapa anak muda menyukai lagu nostalgia pada zaman sekarang yang sudah terbilang modern. Sebelum kita bahas alasannya di kita bahas tentang pengertian lagu dulu nih. Jadi, menurut saya lagu adalah bentuk dari karya sastra berupa ungkapan yang ditambahkan nada untuk di nyanyikan dan di dengar. Biasanya lirik lagu dibentuk dari gaya bahasa guna memperindah lirik lagu. Gaya bahasa dalam lirik lagu nostalgia adalah retoris yaitu memakai gaya asonansi yang berwujud puisi atau prosa untuk memperoleh efek keindahan dari teks. 

Przybylek mengungkapkan bahwa lagu adalah musik pendek, biasanya dengan kata-kata. Ini menggabungkan melodi dan vokal, meskipun beberapa komposer telah menulis lagu instrumental, atau karya musik tanpa kata-kata yang meniru kualitas suara dari nyanyian. Kata-kata dari sebuah lagu disebut lirik. Secara jelas Przybylek mengungkapkan kembali bahwa lagu merupakan bagian dari musik dan lirik adalah bagian dari sebuah lagu. Nah diatas sedikit penjelasan mengenai pengertian lagu ya teman-teman. Mendengar lagu, bukan hanya sekadar menghibur diri.Kini mendengar lagu telah menjadi hobi setiap orang. Pasalnya di kala kita mengerjakan sesuatu seperti sedang belajar, memasak, olahraga dan bahkan tidurpun pasti ada tembang atau nyanyian yang jadi backsound untuk menjaga mood kita. Benarkan? Sehingga tidak jarang setiap orang memiliki daftar lagu favorit di telinga masing-masing.

Baca Juga : MENGIKATNYA KETERTARIKAN ORANG ASING TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA.

Lagu nostalgia atau Lagu lama yang lekat dengan era 90-an kebawah sudah banyak dilupakan oleh generasi milenial saat ini. Namun meskipun begitu, karakteristik unik dari lagu di era tersebut tidak membosankan untuk didengar sehingga lagu-lagu Indonesia tahun 90-an telah memberikan inspirasi kepada musisi dan lagu indonesia di era modern ini. Ternyata lagu nostalgia bisa menjadi lagu favorit bagi setiap orang termasuk saya sendiri. Sama seperti pilihan rasa pada makanan, lagu juga punya pilihan selera tersendiri. Siapa yang berhak menentukan selera dari lagu setiap orang? Setiap kita memiliki selera lagu masing-masing tidak peduli itu lagu norak ataupun lagu tren. Selera lagu dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu Lingkungan dan Kepribadian. Di dalam faktor lingkungan seseorang yang berada dilingkungan yang keras, mendengarkan lagu minor atau soft akan terkesan cengeng, namun pada kenyataannya kita sangat membutuhkan lagu itu sebagai perwakilan dari perasaan. Jenis lagu yang menjadi favorit sampai saat ini merupakan kombinasi dari apa yang kita dan orangtua kita sering dengar di masa muda. Para ahli menyebutkan ini adalah sebagai efek pemaparan. Efek pemaparan inilah yang membuat kita secara otomatis menyukai suatu hal yang sering kita lihat dan dengar. 

 

Di dalam faktor kepribadian lagu adalah cerminan dari seseorang. Artinya selera musik yang di sukai saat ini merupakan hasil kombinasi kepribadian,emosional,dan kognitif.  Lagu adalah susunan cerita tentang kehidupan, baik itu suka maupun duka. Studi yang diterbitkan dalam journal of personality and Social Phychology tahun 2003 mengungkapkan bahwa orang-orang yang memiliki sifat lemah lembut cenderung menyukai nada yang lembut juga. Contohnya musik jazz, blues, atau klasik. Sementara orang yang ekstrovert cenderung menyukai musik pop,religi,dance,atau rock & punk.                                         

Lagu 90-an dan romantisme kesedihan

Masih terngiang jelas di telinga beberapa lagu nostalgia yang pernah diperdengarkan oleh orangtua semasa kecil dulu. Yang mana pada masa itu saya sering menghadapi hubungan sosial yang rumit dalam keluarga dan lingkungan luar. Hal itu membuat saya sangat menyukai jenis lagu nostalgia yang kebanyakan menceritakan kesedihan dalam kehidupan. Kini lagu tersebut selalu memicu kenangan pribadi di masa lalu. Rangsangan yang diberikan dari lagu ini termasuk mengingatkan dan menjaga informasi pribadi dari sebuah pengalaman masalalu. Daniel Levitin, penulis buku This Is Your Brain On Music : menekankan nostalgia atas musik favorit berkaitan dengan interaksi seseorang dengan dunia sosialnya untuk kali pertama.

Salah satu contoh adalah lagu yang berjudul ‘Andaikan Kau Datang’ yang dinyayikan oleh Koes Plus, diciptakan oleh Tony Koeswoyo yang muncul pada tahun 1970. Lagu ini menjadi lagu yang paling banyak didengar pada masa itu. Uniknya saat ini banyak penyanyi dan musisi melantunkan lagu tersebut di kafe dan di lampu merah. Lagu ini sudah dipopulerkan kembali oleh penyanyi Indonesia pada era modern saat ini, termasuk Noah. Lirik sederhana lagu ini mengungkapkan makna tersirat tentang penyesalan. Penyesalan atas perilaku yang dilakukan selama hidup di dunia dan muncul ketakutan tentang jawaban yang tepat untuk merespon pertanyaan malaikat nantinya. Kisah lagu nostalgia yang dikenang saat ini adalah berasal dari pengalaman masa kecil dan pengaruh selera musik yang dimiliki. Lalu sekarang, bagaimana para musisi membawa masalalu ke bentuk musik baru?

 

--------------------------------------------

BIODATA PENULIS
 


Halo.... Aku Novitasari L.B Silaban sering dipanggil Novita Chan. Aku adalah mahasiswi semester 4 jurusan Sastra Inggris di Unversitas Bangka Belitung. Cita-citaku ingin menjadi dosen dan penulis. Aku lahir di Siborongborong, Sumatera Utara 5 September 1999. Hobiku adalah membaca novel dan puisi sehingga sekarang Aku gemar merangkai kata menjadi indah. Media Sosial  yang sering saya gunakan adalah instagram @novitasarilbsilaban5

You Might Also Like

0 komentar