Ramadhan Bersama Covid-19

Mei 06, 2020



Oleh: Diana Anggraeni
(Ketua Jurusan Sastra Inggris FISIP UBB)

Image Source: www.itl.com


Marhaban Ya Ramadhan, sebuah ungkapan suka cita seluruh umat muslim diseluruh dunia. Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang jatuh pada Jumat (24-04-2020) sesuai kesepakatan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam sidang isbatnya Kamis (23-04-2020) (Tirto.id, 2020).

Bulan yang penuh suka cita dan merupakan bulan yang paling ditunggu-tunggu dalam 12 bulan oleh seluruh umat muslim. Puasa menjadi suatu keharusan dan suatu ibadah wajib dalam menyambut indahnya bulan suci ini, sebagaimana dalam  sebuah hadist “segala amalan kebajikan anak Adam itu dilipat-gandakan pahalanya kepada 10 hingga 700 kali ganda. Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku memberi balasan kepadanya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makan minumnya karena Aku. (Hadist riwayat Muslim).

Berkenaan dengan kemeriahan bulan suci ramadhan, umat muslim saat ini harus menjalankan rutinitas ibadah puasa dengan cara yang berbeda dari puasa ramadhan sebelumnya. Tepat setelah kemunculan sebuah wabah covid-19 yang telah menjadi pandemi diseluruh dunia.

Umat muslim diseluruh dunia khususnya di Indonesia, menyambut bulan suci ramadhan dan dalam menjalankan ibadah puasa atupun ibadah lainnya dituntut untuk selalu menjaga aktivitasnya di dalam rumah. Berkatian dengan himbauan pemerintah dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) demi memutus rantai pandemi covid-19.

Kemunculan covid-19 pada penghujung tahun 2019 lalu menjadi suatu alasan pasti dalam penerapan status physical distancing oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). physical distancing dimaksudkan untuk memutus rantai penularan covid-19 dengan mejaga jarak antar individu khususnya mereka yang berutinitas di luar ruangan.

Pasalnya sampai detik ini laju penyebaran covid-19 di Indonesia sudah tercatat sebanyak 8.211 kasus, sejak pertama kali kemunculannya di Indonesia pada awal Maret lalu (Kompas.com, 2020). Hal ini membuat kekhawatiran public mencuak semenjak cepatnya laju penyebaran covid-19 di tanah air. Pemerintah sebagai roda kendali negara diminta mengambil langkah sigap dalam menyikapi persoalan penyabaran pandemi ini.

 

Tepat pada hari ini Jumat (24-04-2020) sebagai awal ramadhan serta awal dimulainya rutinitas ibadah puasa, umat muslim akan berteman covid-19 dalam menjalankan aktivitas ramadhan tahun ini. Ramadhan yang biasanya dihadapi dengan suka cita dan kebahagiaan rutinitas ibadahnya, kali ini harus ditemani dengan kewaspadaan penularan dan penyebaran covid-19.

Penyebaran yang tergolong cepat dalam kurun waktu hampir dua bulan saja, sudah menyentuh angka 8.211 kasus. Majelis Ulama Indonesia (MUI) sigap mengambil keputusan penerapan physical distancing bagi umat muslim di Indonesia, terutama yang ingin mejalankan rutinitas ibadah di tempat yang ramai yaitu masjid.  Berberapa tempat di Indonesia khususnya daerah yang mendapat lebel zona merah covid-19, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa untuk tidak beribadah di masjid selama masa pandemi ini (Detik.com, 2020). Hal ini juga merujuk pada ibadah salat tarawih dan menjadi suatu ibadah khusus di bulan suci ramadhan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menganjurkan masyarat untuk menjalankan ibadah salat tarawih di rumah.

Pemerintah bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menghimbau masyarat agar tidak melakukan rutinitas seperti ngabuburit, buka puasa bersama atau bukber, sahur on the road, dan lain-lain. Hal ini semata-mata dilakukan demi menekan dan mumutus rantai penyebaran covid-19 di Indonesia.

1 Ramdhan 1441 Hijryiah tahun ini memiliki warna baru dalam jalannya rutinitas ibadahnya. Berkanaan dengan ini umat muslim tidak hanya diuji dengan lapar dan haus, namun juga diuji dengan sebuah pandemi covid-19. Sebagai umat muslim yang taat, mengikuti dan mejalankan himbauan pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mejalankan rutinitas ibadah di dalam rumah sepatutnya dilaksanakan. Semoga dengan hadirnya pandemi di awal bulan suci ini tidak mengurangi ketaatan dan semangat umat muslim dalam menjalankan rutinitas ibadah di bulan suci ramadhan.  

Di sisi lain, ada momen penting lain yang juga jatuh bertepatan di tengah pandemi dan ramadhan ini, yaitu Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2020 lalu. Kita memang sedang mengalami waktu-waktu yang berat, maka dari itu di bulan yang baik saya berharap semoga pandemi cepat selesai, semua tetap menikmati ramadhan dengan suka cita dan terwujud sebuah pendidikan yang semakin baik di Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai cinta tanah air dan pengetahuan.


-----------------------------------
BIODATA PENULIS


Diana Anggraeni. Berprofesi sebagai dosen tetap Sastra Inggris FISIP Universitas Bangka Belitung yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Jurusan di jurusan yang sama. Merupakan produk asli Universitas Padjajaran, karena mulai dari Sarjana hingga Doktornya diselesaikan di sana.





You Might Also Like

0 komentar