Indah Tapi Sesaat

Mei 03, 2020

Oleh: Mawar Jingga Ing Purwani
(Mahasiswi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak POLMAN BABEL )


Rasa sayang ini barulah akan tumbuh, dan seketika kalian memutuskan untuk pergi. Ini tentang perasaan satu insan yang menyayangi dua orang insan sekaligus. Tentang hati yang patah, karena untuk kedua kalinya merasa hancur. Dan saat ini, aku dan kalian tak akan pernah menjadi kita lagi. Dan kalian, patah hati terindahku. Aku yang baru akan dicintai kembali merasakan apa itu patah hati. Tetapi tenang saja ini, dan untuk yang kedua kalinnya patah hati yang aku rasakan tidak membuat ku membenci salah satu dari kalian atau keduanya. Karena, kalian patah hati terindah ku.

(Januari 2019, 16.00WIB)

Sore itu terlihat gadis cantik yang mengenakan dress selutut berwarna peach. Gadis itu tengah mengantri disebuah cafe untuk mendapatkan sebuah coffee hangat. Gadis itu tampak anggun dengan rambut yang digerai begitu saja, nampak wajah yang amat natural yang membuat ia semakin anggun. Setelah mendapatkan coffee pesanannya, ia duduk di sebuah kursi yang dekat dengan jendela. Ia tampak asik dengan handphone yang ia miliki. Nampaknya ia sedang berusaha untuk menghubungi seseorang, namun nihil, orang tersebut nampaknya tak menjawab telfon dari sang gadis. Wajah cantiknya nampak murung saat ini, tak selayaknya senja sore ini yang tengah indah indahnya.

Keesokan sorenya, aku memutuskan untuk kembali ke cafe tersebut. Berharap gadis itu datang kembali ke sana. Ternyata dugaan ku benar, gadis itu sudah berada ditempat duduknya seperti yang kemarin tak berubah. Tempat duduk favoritnya, didekat jendela. Ia datang persis seperti jam kemarin, pukul 16.00 WIB.  Ia ditemani secangkir coffee dan novel fiksinya. Aku memperhatikannya dengan begitu seksama, seperti ada hal yang tak biasa saat aku melihat kearah wajahnya yang begitu anggun. 

Tak selang beberapa waktu niatku untuk menemaninya pun sirna karena datang seorang pria yang tampan dengan rambut klimisnya. Setelah berbincang bincang cukup lama, pria tersebut terlihat pergi meninggalkan sang gadis sendirian lagi. Tiba-tiba air mata sang gadis jatuh dengan derasnya, dan secara otomatis aku langsung menghampiri gadis itu.

Berada ditempat yang sama dengan gadis itu membuatku tak dapat berkata-kata lebih. Sedari tadi aku berada disana,aku hanya dapat memperhatikan gadis itu. Tak ada kata lebih yang aku keluarkan, melihat wajahnya yang berseri kini murung layaknya mendung yang menyapa mengeluarkan derasnya hujan yang keluar dari matanya yang cantik. Sang gadis tidak bicara apa-apa, hanya diam dengan isakan tangisnya. Tak menghiraukan orang yang sedari tadi berada didepannya. Novel yang biasa ia bawa pun hamppir basah semua, karena tangisan itu tak henti-hentinya ia keluarkan. Merasa kasihan dengan gadis itu, tetapi apalah dayaku yang tak dapat meraih maupun memeluk untuk menenangkan gadis yang aku kagumi.

Seperti biasanya Aleya selalu bangun pagi untuk pergi ke kampusnya. Selain parasnya yang cantik, ia juga sangat rajin. Bahkan dengan kecantikannya ia lumayan terkenal di kampusnya, banyak yang mengenal Aleya. Apalagi kaum adam, siapa yang tidak tahu Aleya? Begitu kata mereka. Termasuk Dion, ia merupakan kakak tingkat Aleya yang diam diam menyukai Aleya. Dion merupakan kakak tingkat yang juga terkenal, selain kegantengannya ia juga terkenal dengan kepintarannya.

Di taman dekat kampus sore itu, Dion melihat Aleya sendirian disana. Tak sungkan Dion pun langsung menghampiri Aleya yang tengah sendirian.

“heii, kenalin gue Dion” kak Dion mulai mengenalkan dirinya
“eh iya kak gue Aleya, panggil aja eyak” balas Aleya saat diajak kenalan
“hmm kamu sendirian aja, temen temen lo pada kemana?”
“iya nih, mereka pada ada mata kuliah, jadi gue ditinggal sendiri deh”
“emang kalo lagi sendiri lo suka ke taman ini ya”
“yahh lumayan lah, hehe” Aleya cengengesan
 
Setelah beberapa hari mereka kenalan, mereka terlihat sangat akrab. Mereka pun selalu berdua kemana pun mereka pergi. Hari ini mereka akan ke caffe favorit mereka. Tak jauh dari rumah mereka. Setiap ke caffe Aleya dan Dion selalu memilih duduk di tempat duduk yang dekat dengan jendela. Mereka selalu berangkapan bahwa duduk di dekat jendela bisa membuat otak menjadi rileks dengan melihat pemandangan yang ada di luar caffe.

“eh, pokoknya kalian harus mempersiapkan semuanya dengan matang” kata Dion kepada teman temannya
“oke siap deh bos,udah beres kok semuanya. Tempat duduknya yang didekat jendela itu kan?”
“hah, iya. Bagus deh kalo udah disiapin semuanya”

Malam ini Dion berencana ingin menjadikan Aleya sebagai pacarnya. Dion sudah mempersiapkan semuanya, tempat yang dipilih Dion adalah caffe favorit mereka berdua. Dion mengundang Aleya untuk datang ke caffe malam ini, dan sesampainya disana Aleya langsung duduk ditempat biasa. Aleya merasa aneh, caffe tersebut sangat sepi tidak ada pengunjung satu pun. Setelah menunggu beberapa menit, lampu tiba tiba padam seketika Aleya terkejut dan merasa takut. Sesaat setelah lampu padam, nampak dihalaman depan caffe ada lampu tumbler dengan tulisan I LOVE YOU yang dibuat sangat indah. Selain itu ada bunga bunga mawar yang bertaburan di halaman tersebut. Aleya masih kaget dan seketika Dion membawakan satu bucket bunga mawar merah yang besar kepadanya.

Dion berjongkok didepan Aleya,
“eyak, lo mau ngga jadi pacar gue?”
“kak, apaan nih. Ini semua buat gue? Dan lo nembak gue?”
“iya yak, ini semua buat lo. Gue udah sayang banget sama lo, lo mau kan jadi pacar gue?”
“hmm, iya kak. Gue mau kok jadi pacar lo”

Aleya begitu terharu dengan semua perjuangan Dion, dan setelah Aleya memberikan jawabannya saat itulah Dion pun menyodorkan bucket bunganya kepada Aleya dan langsung memeluk tubuh Aleya dengan erat. Terdengar suara ledakan kembang api di luar sana yang membuat Aleya tampak terkaget kaget. Kembang api itu membuat bentuk hati yang sangat indah. Dan malam ini Aleya dan Dion pun resmi pacaran.

            Semakin banyak waktu yang mereka lalui bersama, hampir setiap hari selalu bersama. Bahkan kedua orang tua mereka pun sudah sangat akrab. Dan kini caffe didekat arah rumah mereka sudah menjadi caffe langganan mereka karena keseringan mereka berdua kesana. Aleya bahkan sangat sangat mencintai Dion, begitu pun sebaliknya. Namun disaat Aleya merasa sudah sangat menyayangi Dion sepenuhnya, malah ada kejadian yang tak terduga disaat mereka hendak merayakan anniv 1th mereka.

Mereka berjanji ingin merayakan anniv mereka di caffe langganan mereka. Aleya sangat cantik hari ini, rambutnya yang panjang digerai tanpa dikuncir, tak lupa sentuhan dress berwarna peach yang ia kenakan membuat badannya begitu terlihat langsing. Sesampainya di caffe, ia pergi ke kasir untuk memesan coffe favoritnya, setelah mendapatkannya ia duduk ditempat biasa. Duduk di tempat duduk yang ada di dekat jendela. Beberapa lama ia menunggu, Dion tak kunjung datang. Aleya pun meraih handphonenya dan menghubungi Dion. Namun nihil, Dion tak menjawab telfon dari Aleya. Tak beberapa lama Dion datang dengan tergesa gesa, ia langsung menghampiri Aleya.

“eyak, sorri ya gue harus mutusin untuk ninggalin lo” kata Dion dengan nafas terengah engah
“hah?, lo ngomong apa sih kak. Ini anniv kita yang ke 1th loh? Lo bohingin gue kan?”
“engga yak, gue seriusan. Gue minta maaf banget sama lo, iya tau gue salah. Gue ngelakuin ini karena gue sayang sama lo yak, gue harap lo bisa ngertiin gue”
“tapi kenapa kak? Disaat gue udah sayang banget sama lo, dan lo ninggalin gue gitu aja? Apa alasan lo gini ke gue kak?”
“gue harus ikut papa ke luar negri, dia pindah kerja dan kami sekeluarga harus ikut juga menetap di luar. Gue harap lo bisa ngerti ya, maafin gue”

            Tanpa sepatah kata pun yang Aleya jawab, air matanya deras turus dari kedua bola matanya. Aleya menangis sejadi jadinya, dan Dion langsung seenaknya pergi begitu saja. Aleya tak perduli dengan orang yang memandanginya aneh, dengan menangis sekeras kerasnya di caffe tersebut. Tampak seorang pria yang tengah memperhatikannya sedari ia datang, dan pria itupun langsung menghampiri Aleya.

            Pria itu menawarkan sapu tangannya, dan menemani Aleya hingga ia selesai menangis. Setelah Aleya merasa lelah dengan ia terus menerus menangis, ia menyudahi tangisannya tersebut. Aleya bengong, hingga pria itu mengajak Aleya berkenalan. Namun sayang, pria itu ditinggalkannya begitu saja tanpa sepatah kata pun keluar dari mulut Aleya. kini Aleya merasa terpuruk dengan kepergian Dion. Mereka lost kontak, tak menghubungi satu sama lain. Dan pada keterpurukannya kini, Aleya masih sering mendambakan Dion. Meskipun tidak begitu dengan Dion.

 Aleya masih saja bersedih, kini ia melihat keluar jendela caffe favoritnya. Tampak hujan tengah deras derasnya. Kini yang ia lihat tak lagi pemandangan indah bersama Dion, melainkan alam yang tengah bersedih atas kepergian Dion yang secara mendadak. Aleya masih sabar menunggu kabar dari Dion. Semenjak Aleya tak bersama dengan Dion, Aleya masih sering pergi sendirian ke caffe itu, hanya sekedar menikmati coffe di sore hari dan membayangkan bahwa Dion akan menghampirinya saat itu. Tanpa ia sadari bahwa sedari tadi pria yang waktu itu ingin berkenalan dengannya memperhatikan sikapnya. Bahkan lelaki itu selalu memperhatikan Aleya, berharap balasan dari Aleya.

“eyak, andai waktu itu dapat ku ulang” batin lelaki itu dalam hati

(Januari 2018, 16.00WIB)

Hampir setiap hari aku melihat gadis anggun itu disebuah cafe yang aku kunjungi disetiap jam 16.00 WIB. Rasa penasaran ingin lebih mengenal gadis itu pun semakin kuat, tepat setelah gadis itu datang dan memesan coffe kesukaannya aku datang menghampirinya.

“hei,kenalin gue Lion”
Dengan muka yang memerah dan merasa kaget gadis itu pun memperkenalkan namanya.
“eh iya, gue Aleya”
“sering ya lo datang ke cafe ini” tanya Lion
“iya sering, eh lo kok tiba- tiba mau kenalan sama gue sih?”
“emangnya kenapa?, ga boleh gitu gue kenalan sama gadis yang paling anggun yang gue temuin di cafe favorit gue?”
“emhh engga sih, cafe favorit lo juga ternyata? sama dong”
“ah masa iya, ntar kita jodoh lagi” gombal Lion pada Aleya
“apaan sih-_-“

Setelah hari perkenalan itu, Aleya dan Lion semakin akrab saja. Setiap sore pukul 16.00 WIB mereka selalu mengunjungi cafe favorit mereka. Memilih tempat yang berada dekat dengan jendela, dan dengan pemandangan luar yang indah. Keduanya hampir memiliki kesamaan, dan itu yang membuat keduanya saling nyaman.

“eyak, kok gue makin nyaman ya kalo bareng lo”
“ah, lo mah gombalin gue mulu”
“gue seriusan eyak-_-“
“hehehe,iya ih gue percaya kok sama lo. gue juga nyaman udah sedekat ini sama lo, dan udah banyak hal dan kenangan yang kita lalui”
“nah, giliran lo nih yyang ngegombalin gue ya?”
“yon, gue serius. gue bt ah sama lo”
“jiahh, dia ngambek dong udah sini-sini gue peluk”
Aleya merasa sangat beruntung bisa berkenalan dengan Lion waktu itu. Lion membuat hari-hari Aleya begitu manis, layaknya coffe yang ia nikmati di sore hari. 

Berbulan-bulan lamanya mereka bersama dan pada akhirnya Lion ingin memberikan sebuah kepastian kepada Aleya. Bertepatan saat Aleya ulang tahun, Lion memberika surprise kepada Aleya. Di tempat favorit mereka, cafe yang berada diujung jalan. Dan masih di posisi kesukaan mereka, memilih tempat duduk yang berada dekat dengan jendela untuk dapat menikmati cofe sekaligus pemandangan diluar sana.

Sebelum Lion memberikan surprise kepada Aleya, Lion menghubungi Aleya untuk datang ke cafe favorit mereka.

“helo eyak”
“iya kenapa yon?”
“lo bisa kan datang malam ini ditempat biasa?”
“emangnya ada apa yon?”
“ada yang mau gue bilang ke elo yak, udah jangan lupa datang ya”

Tepat pukul 20.00 Aleya menunggu Lion sendiri di cafe itu. Masih dengan sebuah novel dan cofe untuk menemani kesendiriannnya sekaligus menunggu kedatangan Lion. Pukul 21.00 Lion tak kunjung datang menghampiri Aleya, “ah mungkin Lion terjebak macet sekarang” batin Aleya.

Tegukan terakhir cofenya tidak membuahkan hasil, Lion tetap tak kunjung datang seperti yang ia janjikan. Sampai akhirnya Aleya memutuskan untuk menghubungi Lion, dan hasilnya nihil. Lion tak dapat dihubungi, sudah berkali-kali Aleya menghubunginya dan masih tetap tak ada kabar. Aleya merasa sangat kecewa, kenapa Lion membuat ia seperti itu. Teganya mengingkari janji yang telah dibuat. Perlahan air mata Aleya jatuh dari due bola matanya yang indah. Setelah beberapa jam berlalu Aleya memutuskan untuk pergi meninggalkan cafe itu dengan wajah yang murung. 

Sesampainya dirumah, Aleya kaget karena ada mama dan papanya Lion datang kerumah.
“om, tante? Ada apa ya,kok rame banget dirumah Aleya?”
Dengan isak tangis mama Lion menceritakan kabar duka,
“Lion sayang, Lion”
“iya Lion kenapa tante?”
“Lion mengalami kecelakaan sesaat sebelum dia mau menemui kamu”
“apa? Ngga mungkin tante, ngga mungkin”
“tante ngga bohong sayang, ini ada sesuatu dari Lion untuk kamu”
Sebuah bucket bunga mawar merah dengan sepucuk surat didalamnya,
“hai Aleya, aku mau malam ini jadi malam spesial buat kamu. Selain hari ulang tahun kamu, aku harap dengan adanya kamu disamping aku sekarang kamu bisa paham bahwa ada rasa aku ke kamu yang terlanjur penuh. Aku suka kamu eyak, aku harap kamu mau ya jadi pacar aku”
.
.


Pukul 19.00
“sayang, katanya kamu mau nyamperin Aleya?”
“iya ma, ni Lion lagi siap-siap”
“maa. Lion berangkat ya, doain semoga nanti Lion ngga ditolak sama Aleya ya ma”
“iya, pasti sayang”

Dengan wajah yang sumringah, Lion terlihat begitu bahagia. Ia tak sabar lagi ingin menyatakan perasaannya kepada Aleya. Sebelum menemui Aleya, Lion sempat membeli satu bucket bungan dengan sepucuk surat yang ia buat.

“semoga aja eyak suka dengan ini” ucap Lion dalam hati
.
.
Pukul 19.45

Kepala Lion dengan tiba-tiba terasa sangat pusing dan seketika Lion tak konsen menyetir lagi, sampainya dipersimpangan ada truk yang melaju sangat kencang dan menambrak mobil yang dikendarai Lion. Simpang tempat Lion kecelakaan tak jauh dari cafe mereka janjian. Mobil yang dikendarai Lion tak berbentuk lagi, tubuh Lion pun banyak berceceran darah. Lion pun cepat-cepat dibawa kerumh sakit terdekat.

Pukul 20.00

Aleya melihat keluar cafe, dan banyak orang berbondong-bondong. Perasaan Aleya pun tak enak, Aleya menanyakan dengan orang-orang itu ada apa gerangan.
“eh mas,mas ada apa kok rame-rame pada keluar?”
“itu mbak, ada kecelakaan di perempatan”
“oh gitu ya mas, makasih ya mas”
Dengan perasaan cemas yang tak berkesudahan Aleya menunggu Lion yang tak kunjung datang.
.
.
Seharian Aleya menanti agar Lion bangun dari komanya, tetapi Lion tak kunjung sadar.
“Lion sayang, bangun dong. Katanya lo sayang sama gue, kok lo ninggalin gue sih”
Pukul 16.00
Aleya merasa tangan Lion bergerak, dan benar saja Lion sadar.
“eyak,”
“yonn, lo bangun?”
Dengan haru Aleya memeluk Lion,
“eyak, gue sayang sama lo maaf jika nanti gue ga bisa nemenin lo buat sama-sama lagi”
“yon, lo ngomong apa sih?”
“eyak,gue sayang banget sama lo”

Untuk terakhir kalinya Aleya menatap mata Lion, sebelum akhirnya terpejam untuk selamanya. Aleya masih tidak mengerti kenapa semuanya harus berakhir dengan tragis seperti ini. Disaat Aleya memiliki perasaan yang sama dengan Lion malah Lion pergi meninggalkan Aleya sendiri. Aleya merasa sangat patah untuk hal mencintai, tetapi ia tak pernah benci dengan pertemuan. Sebab olehnya lah Lion dapat bertemu dengan Aleya.

Masih dengan duka yang sama, Aleya menghampiri cafe langganannya bersama Lion dahulu. Selalu di pukul yang sama dan masih di dekat jendela dengan secangkir cofe dan sebuah novel.

Sampai pada tahun berikutnya, masih itu kebiasaan Aleya. Dan pada waktu yang sma ia menemukan lagi sosok baru yang ia pikir akan menggantikan Lion dihatinya. Dion sosok yang hampir menyamai Lion. Dion merupakan kakak tingkat Aleya dikampus. Sampai pada hari yang disepakati bersama dan untuk menyatukan komitmen mereka, dan berujung patah lagi.

(Januari 2020, 16.00WIB)

Berada ditempat dan pukul yang sama dengan kebiasaan yang sama, yang tak pernah ia ubah sekalipun. Aleya dengan kesendiriannya. Setelah kehilangan keduanya Aleya memilih untuk menutup hati sampai benar-benar ada yang tak akan meninggalkan Aleya lagi. Masih tentang kenangan dua orang yang Aleya cintai sebelumnya.




“Terkadang orang yang membuat patah se patah patahnya hati ini adalah orang yang kita sayangi, yang selalu ada disaat kita butuh. Dan kini, kalian adalah patah hati terbaik ku”
                                                                                                                                    Medio,
untuk yang tak pernah luput dari kenang...
*Lion dan Dion ku...
                                                                                   
                                                                                                                                                                                                                                                            eyak’2020

---------------------------------

BIODATA PENULIS



Saya bernama Mawar Jingga Ing Purwani, yang lahir di Sungailiat pada 25 Januari 2000. Status saya sekarang sebagai seorang mahasiswi di salah satu Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung. Prodi saya yaitu Tekhnologi Rekayasa Perangkat Lunak. Saya anak pertama dari 2 bersaudara. Menulis cerpen merupakan salah satu kecintaan saya, mengapresiasikan isi dikepala dengan pandangan yang fiksi. Ingin bercita-cita menjadi salah satu penulis cerita di Bangka Belitung dan dikenal banyak orang. Banyak yang ingin dikerjakan, salah satunya menjadikan motivasi untuk banyak orang melalui tulisan dan cerita yang dibuat. Mencoba mengapresiasikan isi kepala banyak orang, mencoba menerka rasa satu persatu. Saya harap, saya bisa berkontribusi dalam Mediatikusastra. Terima kasih.
 


You Might Also Like

0 komentar