WORLD OCEAN DAY : Memotret Sektor Kelautan Indonesia

Juni 08, 2020

Oleh: Jodi Rohman
(Mahasiswa  Ilmu Kelautan Universitas Bangka Belitung)

Image Source: epthinktank.eu (© Doharma / Adobe Stock)

 

Status Indonesia sebagai negara kepulauan telah ditetapkan sejak Deklarasi Djuanda pada tahun 1957 dan diperkuat dengan Konvensi Hukum Laut (United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS). Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, dimana sekitar ¾ atau lebih tepatnya sekitar 5,8 Juta Km2 wilayah indonesia adalah lautan serta dengan garis pantai yang mencapai panjang 81.000 Km atau terpanjang kedua setelah kanada. Kondisi geografis ini dilengkapi dengan kenyataan bahwa letak Indonesia berada pada posisi geo-politis yang strategis yakni Lautan Pasifik dan Lautan Hindia, sebuah kawasan paling dinamis dalam arus percaturan politik, pertahanan dan keamanan dunia. Dengan alasan geo-ekonomi dan geo-politik tersebut seharusnya sudah cukup kuat, bila pembangunan kelautan selayaknya menjadi yang utama (mainstream) pembangunan nasional.

Luas wilayah lautan Indonesia yang melebihi daratan ini membuktikan bahwa kemewahan yang luar biasa dalam sektor kelautan.  Berbagai macam kekayaan laut yang dimiliki berupa ikan, udang, kepiting,  dan berbagai jenis lainnya yang membuat perhatian masyarakat dalam negeri hingga keluar negeri. Berdasarkan data tahun 2019 dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP) bahwa produksi perikanan Indonesia sebesar 38,8 Juta Ton dimana meningkat lebih dari 50% pada tahun 2016 yang mencapai 16,8 juta ton. peningkatan itu antaranya dibuktikan dengan naiknya nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan dan Nilai Tukar Nelayan (NTN). Nilai PDB Perikanan naik dari Rp58,97 triliun pada TW I-2018 menjadi Rp62,31 triliun pada TW I-2019. Sementara itu, NTN yang berada pada angka kurang dari 106 persen pada tahun 2014 naik mencapai 113,08 persen pada Mei 2019.

Di Indonesia luas terumbu karang mencapai 50.875 kilometer persegi. Dengan jumlah itu Indonesia menjadi penyumbang 18% luas total terumbu karang dunia dan 65% luas total di coral triangle.  Terumbu karang Indonesia juga memiliki aneka ragam hayati, terdapat sekitar 590 spesies karang keras, 76 mewakili lebih dari 95 % jumlah spesies yang tercatat di Pusat Segitiga Terumbu Karang (The coral triangel). Selain dari terumbu karangnya, Indonesia memiliki potensi wisata bahari, pulau-pulau kecil, pengolahan/pemasaran, dan bioteknologi. Serta potensi lahan pesisir (coastal land) keberadaan tambak untuk budidaya udang, bandeng, kerapu, nila, kepiting, rajungan, gracillaria, bahkan budidaya plankton dan biota ekonomis lainnya. Menurut Dahuri (2014) kekayaan SDA dan jasa-jasa lingkungan kelautan tersebut dapat kita didayagunakan untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa melalui 11 sektor ekonomi kelautan : (1) perikanan tangkap, (2) perikanan budidaya, (3) industri pengolahan hasil perikanan, (4) industri bioteknologi kelautan, (5) pertambangan dan energi, (6) pariwisata bahari, (7) hutan mangrove, (8) perhubungan laut, (9) sumberdaya pulau-pulau kecil, (10) industri dan jasa maritim, (11) SDA non-konvensional.

Potensi luar biasa yang dimiliki Indonesia di bidang kelautan menjadikan sebuah harapan untuk masa depan. Hal ini juga di buktikan dengan serius nya Indonesia dalam mendukung program kelautan Indonesia, dimana berupaya menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Untuk menuju negara Poros Maritim Dunia akan meliputi pembangunan proses maritim dari aspek infrastruktur, politik, sosial-budaya, hukum, keamanan,dan ekonomi. Penegakkan kedaulatan wilayah laut NKRI, revitalisasi sektor-sektor ekonomi kelautan, penguatan dan pengembangan konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan lingkungan dan konservasi biodiversity, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelautan, merupakan program-program utama dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. Joko Widodo merencanakan 5 (lima) pilar utama dalam mewujudkan cita-cita indonesia menuju porosa maritim dunia antara lain : (a) pilar utama : pembangunan kembali budaya maritim Indonesia. (b) Pilar kedua : Berkomitmen dalam menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama. (c) Pilar ketiga : Komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata maritim. (d) Pilar keempat : Diplomasi maritim yang mengajak semua mitra Indonesia untuk bekerja sama pada bidang kelautan Pilar kelima : Membangun kekuatan pertahanan maritim.

Selain daripada itu, Dalam mengawal visi laut masa depan bangsa
dan mendukung misi nawacita yang diamanatkan Presiden Joko Widodo Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan dengan berbagai kebijakan. Kebijakan KKP tersebut diterjemahkan ke dalam misi tiga pilar yakni kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan, yaitu: (a) Kedaulatan yaitu beruopa mandiri dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan dengan memperkuat kemampuan nasional untuk melakukan penegakan hukum di laut demi mewujudkan kedaulatan secara ekonomi, yang dilakukan melalui pengawasan pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP) dan sistem perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan. (b) Keberlanjutan hal ini bertujuan untuk Mengadopsi konsep blue economy dalam mengelola dan melindungi sumber daya kelautan dan perikanan secara bertanggung jawab dengan prinsip ramah lingkungan sebagai upaya peningkatan produktivitas, yang dilakukan melalui pengelolaan ruang laut; pengelolaan keanekaragaman hayati laut; keberlanjutan sumber daya dan usaha perikanan tangkap dan budidaya; dan penguatan daya saing produk hasil kelautan dan perikanan. (c) Kesejahteraan dalam Mengelola sumber daya kelautan dan perikanan adalah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, yang dilakukan melalui pengembangan kapasitas SDM dan pemberdayaan masyarakat; dan pengembangan inovasi iptek kelautan dan perikanan.

 

 

------------------------------------------
BIODATA PENULIS
  


Saya adalah seorang pria kecil kelahiran di palembang, ayah dan ibu saya memberi nama Jodi  Rohman. Orang biasa memanggil saya Jodi, pria kecil ini memiliki cita-cita yang menjulang besar yaitu menjadi seorang scientific terkemuka

 

You Might Also Like

0 komentar